(situasi di pinggir kolam renang dengan pelatih renang saya) Saya : Mas Ujang, kolamnya masih hijau nih, payah, engga bisa berenang donk!
Ujang : Ya begitulah, saya juga sudah jauh-jauh datang mau ngajar, malah ga ada datang jadinya.
Saya : Sudah seminggu lebih loh mas saya ga berenang gara" ini, padahal harusnya setiap hari saya berenang. Kenapa sih masalahnya?
Ujang : Nah, jadi ini kolam perlu dijaga tingkat pH nya, kalau di bawah 7.1 (ini angka seingat-ingatnya saya, kalau lupa harap maklum =p) pasti cepet kotor dan airnya jadi hijau.
Saya : Lah, memangnya ga ngerti orang sini ngurusin kolam?
Ujang : Saya juga sudah komplain ke managernya, kamu juga komplain ajah. Saya sudah bilang supaya jangan cuma pake orang yang bisa tapi juga yang biasa! Kalau saya, sudah biasa ngurusin kolam di mana-mana nga pernah ada masalah. ----
Di kalimat yang digarisbawahi itulah yang membuat saya berpikir. Kalau ditelaah, ada benernya juga. Orang bilang kita bisa karena biasa. Tapi lantas kalau sudah bisa apakah sudah cukup?
Saya rasa benar kata Mas Ujang, kita perlu kembali ke biasa lagi. Tapi biasa pada tingkatan yang berbeda, supaya bisa-nya juga nambah.
Ini bicara pengalaman. Dalam segala sesuatu, kalau sudah bisa, jangan cepat puas, terus jalankan karena setiap kali pasti akan ada sesuatu yang berbeda, ada sesuatu yang baru, dan kita perlu beradaptasi dengan perubahan, permasalahan yang berbeda, jenis customer yang berbeda, bentuk tulisan yang berbeda yang diminta, kesulitan desain yang berbeda, produk baru yang berbeda segmen marketnya, dsb. Bisa karena biasa. Selanjutnya jangan cuma bisa, tapi juga biasa. Tersenyumlah, Bersinarlah
Rubs
Yup, udah biasa pun jg cepat puas, keep foolish kata Steve Jobs :)
ReplyDelete