Berikut sekilas percakapan teman-teman di BBM Group.
A : Guys, g lagi cari slr, yg bagus apa ya?
B : Ada budget?
A : Yang di bawah 4 jt lah pokoknya
B : Wah, kalo SLR di bawah 4 susah apalagi klo plus lensa
Me : Kalau bagus, semuanya bagus. Yang bener pertanyannya "Yang cocok yg mana?" Emang mau pake buat apa sih?
A : Buat foto anak gue.
Me : .... (kriikk kriikk)
Dan kemudian pun saya menyarankan beli pocket cam, atau maksimal Olympus Pen saja. --"
---
Kadang bukan soal 'malu bertanya sesat di jalan' tapi 'salah bertanya salah jawaban'. Coba perhatikan seberapa seringnya 'bagus' disalahgunakan. Sepertinya tertanam dalam benak kebanyakan orang yang bagus itu pasti baik. Belum tentu loh. Karena baik itu menurut hemat saya ga selalu yang paling bagus, tapi harus yang paling cocok.
Saya ambil contoh kasus lain. Kesehatan misalnya. Karena yang menjadi taruhan adalah nyawa maka kita sebagai manusia yang takut mati selalu minta obat "yang paling bagus deh menurut Dokter". Kalau mintanya seperti itu jangan salahkan Dokternya kalau obatnya mahal. Lah paling bagus ya mahal. Tapi saya mengalami sendiri, bagus itu belum tentu cocok.
Sempat saya divonis tipes akut dan harus istirahat panjang. Yang pernah ngalamin pasti mengerti, siang riang, malam meriang. Selama seminggu saya pakai obat dokter yang 'bagus' dan pastinya mahal tapi tak ada perubahan. Seorang teman pun menganjurkan menggunakan obat ekstrak cacing tanah yang harganya jauh lebih murah. Ya iya lah, cacing gitu. Tapi apa yang terjadi? Ga disangka dua hari setelah itu saya sembuh total.
---
Yang menjadi perenungan saya, seandainya boleh meminta sama Tuhan, boleh sepertinya minta diberi kebijaksanaan untuk mempertanyakan cocok dulu daripada bagus.
Bayangkan berapa banyak relationship yang bisa terselamatkan dari unnecessary heartbreak. Karena kalau mau mencari yang bagus, setiap saat pasti ada yang lebih bagus dari tangan yang sedang anda gandeng sekarang, selalu ada seseorang dengan mobil yang lebih keren dari yang anda pakai malam mingguan sekarang.
Seandainya kita menimbang cocok nya dahulu. Apakah conversation kamu dan gebetan nyambung? Apakah kalian berbagi visi yang sama? Apakah kepercayaan kalian sejalan? Dan masih banyak follow up questions lainnya. Karena seberapa 'bagus' nya gebetanmu kalau tidak 'cocok' (compatible) pasti akan runtuh di tengah jalan. Daripada meninggalkan luka yang tak perlu, bukankah jauh lebih bijak untuk menimbang cocok ketimbang bagus?
Masih banyak situasi dan kondisi dimana 'cocok' perlu diadukan dahulu dengan 'bagus'. Saya rasa biar ini menjadi eksplorasi kawan-kawan semua.
Yuk bertanya!
Fellexandro Ruby
Munch on my tweets @Wanderbites
That's a really thoughtful post and it actually got me re-thinking about some things in my life...
ReplyDeleteVery kind of you to share. Thanks Ruby =)
Whoaa.. whoaa.. whoaaa... what an interesting post!!! Apa gerangannya nih, tiba2 membahas mengenai "ke-cocok-an"? ;)
ReplyDeleteAnyway, setuju banget kok... yg penting cocok, bukan masalah bagus atau jelek-nya soalnya bagus and jelek itu relatif deh di setiap org. And yes, biasanya yg bagus itu tuh mahal... dan blom tentu cocok sama kita.
Btw, obat ekstrak cacing? baru pertama kali denger.... beli di mana tuh?
@RAVIOLI: It's great to know. I hope you find answers and wisdom in those areas you're pondering. All the best =)
ReplyDelete@SELBA: Cihiyy, Selbyy mampirrr *senang* =)) Ga kenapa-kenapa tapi jadi mikir abis bbm chat itu. Hehehe. Ekstrak cacing di apotik random aja pasti ada sel.
Nambahin dkt ke tulisan saya.
ReplyDeleteMau contoh lain yg lebih besar impactnya? Perhatikan tim sepakbola. Make it straightforward Barcelona vs. Real Madrid. Pasti udah pada tau Madrid hobinya mengumpulkan pemain bintang yg udah 'jadi' dr berbagai belahan dunia. Aga sedikit terbalik dgn Barca yg komposisinya lbh berimbang. Tapi soal prestasi, boleh diadu. Cek tabel Liga Spanyol. =)
This worths a ponder :) Nice write up, Rub! I hope you'll write more of your other contemplations.
ReplyDeleteihiiiyy.... Mr. Wise !! I'm sooo agreee with this post ! :p
ReplyDelete