Tuesday, September 7, 2010

Ngalong di Nasi Kalong // Bandung Kuliner #2

Waktu menunjukkan hampir pukul dua belas malam. Kurang dari satu jam semenjak menginjakkan kaki di Kota Bandung, perjalanan yang panjang, angin yang dingin, dan rasa kantuk yang hampir tidak ada membuat Pumba (yes, i name my stomach =p) laparrr. Sehabis dari kost-an Bung P.A.R.T.O meluncurlah langsung saya dan teman-teman ke daerah jalan Riau. Lampu-lampu terang Factory Outlet yang ramai di daerah ini sudah redup, namun ada satu signage yang menyala terang benderang "NASI KALONG  TOP MARKOTOP" tulisnya dalam warna merah dan kuning yang menantang.



Tanpa pikir panjang merapatlah kami langsung dan terkaget-kaget melihat antrian yang cukup panjang. Ternyata banyak juga yang makan 5 kali sehari (pagi, siang, sore, malam, tengah malam) seperti saya (kadang-kadang). =p FYI, Nasi Kalong memang khusus buka dari pukul 9 malam sampai 3 subuh. Cocok kan buat yg suka ngalong. Nah, pilihan makanan dimulai dengan nasinya, nasi merah atau nasi putih. Dengan otak yang sedikit logis dan untuk pembenaran nantinya, saya pilih nasi merah yang lebih rendah karbo-nya. Hehe. Pilihan berikutnya pada lauk-pauk yang tidak lebih dari sepuluh macam (seingat saya), dan setelah menimbang, meneliti, menelaah akhirnya saya putuskan untuk mencoba daging sapi roll-nya, fried chicken karaage, dan cah buncis yang konon katanya menu termutakhirnya.
Nah itu dia penampakannya di atas. Lantas apa verdict-nya untuk makanan yang saya lumat dalam waktu kurang dari 5 menit ini ?

UENAK! MAK NYUS! TOP MARKOTOP!

Basi yah komentar gua. HAHAHA. Oke, ulang deh, aci-aci. Lantas apa verdict-nya untuk makanan yang saya lumat dalam waktu kurang dari 5 menit ini?

SE! *wait for it* DAAAAAAPP! *slurrppp*

Nah itu orisinil dikit. HEHEHE. Tapi beneran deh (saya mau suer, tapi kata bible nda boleh suer dalam nama apapun), so iyah, buncis-nya memang saya akui se-pe-syallll, pertama karena kondisi-nya yang masih fresh (bisa dilihat dari hijaunya), gemuk berisi, renyah, dan bumbunya. Entah bumbu apa yang dipakai namun campuran manis dan asinnya komplemen dengan empuknya nasi merah, pedasnya sambal, crispynya ayam goreng boneless. Tidak menyesal sungguh tidak menyesal, walaupun mungkin lemak sedikit bertambah di beberapa sisi, namun its all WORTH IT!

Ya sudah, ini sudah mulai malam, nanti saya takut saya lapar dan kalap. Sampai jumpa di makan-makan berikutnya. =D

Smile on, Shine on.
Rubs
Snack on my tweets @captainruby
Email me at fellexandro.ruby@gmail.com

 

No comments:

Post a Comment

Real Time Analytics