Friday, September 3, 2010

Kambing Bakar Cairo Garia -- Bandung Kuliner #1

Bandung, kota yang buat saya identik dengan dua hal, FO (Factory Outlet) dan Pisang Bolen yang belinya kudu antri, berdesak-desakan dan tidak pernah sepi. Namun setelah perjalanan saya beberapa minggu lalu, muncul hal ketiga yang bisa saya identikkan dengan Bandung yaitu Kuliner-nya yang tidak kalah dengan kota-kota lain di Indonesia. Bersyukur dalam trip kali ini, saya ditemani oleh seorang juragan Palembang yang lama merantau dan hidup di kota Bandung. Inisial beliau: P.A.R.T.O. Dia lah yang membawa saya menikmati suguhan nikmat yang belum pernah lidah saya jamah sebelumnya. Kali ini saya mau memulai dengan Kambing Bakar Cairo Garia.

Dari namanya sudah bisa terbayang. Kambing yang ternyata direbus dalam kuah bumbu selama beberapa jam lamanya agar wanginya meresap dan guratan-guratan dagingnya meremah dan merekah terlihat sangat menggiurkan apalagi saat dibakar dan asapnya terhirup. Dijamin saraf langsung mengirimkan pesan ke kelenjar mulut untuk mengalirkan air liur tanda lapar sudah tak bisa ditunda. Berikut penampakannya.


Setelah kurang lebih 10 menit dibakar, daging ini pun tampak semakin menggiurkan dengan guratan-guratan hitam setengah gosong. Oh iya, saya lupa, yang saya pesan di bawah ini adalah kambing bakar 500 gram. Ada beberapa pilihan menu, 250 gram, 350 gram, 500 gram dan pilihan potongan paha atau dada. Yang ini jelas dada yang penuh dengan daging dan sekilas terlihat juga lemak-lemak gurih yang masih melekat pada tulang iganya. Ini bagian yang nikmat sekali di lidah. Mohon maaf untuk foto yang kurang mumpuni karena jujur kata, tak sabar saya melumat daging kambing yang super-empuk dan super-lembut ini. Saya hanya mengambil 3-4 shot tanpa banyak berpikir dan bergegas mengaduk sambal spesialnya.




Nah, ini dia sambal yang menurut saya juga menambah citarasa Kambing Bakar Cairo. Saya adalah penikmat sambal dengan kecap manis. Buat saya ini mix yang pas, cabe rawit dan kecap. Sambal Cairo menambahkan bumbu lain yaitu lada yang membuat saya semakin wooooosaaaah ketika makan. Keringat memenuhi dahi dan pipi. Oh iya, dagingnya pun saya temukan tidak ada bau yang menyengat seperti daging kambing yg salah diolah.



Nikmat tiada tara. Nikmat tiada tandingannya (sampai saat ini). Betul-betul perlu dicoba bila ada teman-teman foodies yang berkunjung ke Bandung, mampirlah ke Geger Kalong Hilir No. 25, dan rasakan nikmatnya daging yg juga konon katanya si pemilik masih resep turunan dari dapur neneknya di Cairo yang membuat dagingnya rendah kolesterol dan aman untuk mereka yang mengidap darah tinggi.

YUM!

Makanlah sebelum makan itu dilarang,

Cheers,  
Rubs
Snack on my tweets @captainruby

 

1 comment:

  1. Menarik sekali kelihatannya; btw, ini mirip sama kambing bakar Afrika yang beredar di Jakarta nggak? Sepertinya berasal dari satu genre :)

    ReplyDelete

Real Time Analytics